Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) harus mampu berkreasi sehingga tidak hanya mengharapkan dana atau bantuan dari pemerintah. PKBM harus bisa bekerja sama dengan semua komponen masyarakat, termasuk para donatur untuk mendanai PKBM agar pendidikan sepanjang hayat (long live education) dan pendidikan untuk semua (education for all) kepada masyarakat bisa berkembang dengan baik.
Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKBM Indonesia, Ir. Buhay Simanjuntak, MT, ketika membuka musyawarah besar dalam rangka pembentukan Forum PKBM Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Aula Yayasan Purnama Kasih (Yaspurka) Kupang, Senin (20/12/2010).
Hadir pada kesempatan ini Sekretaris Dinas PPO Propinsi NTT, Drs. Klemens Meba, MM, dan 40-an peserta yang merupakan ketua PKBM se-daratan Timor (Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU dan Belu), Kabupaten Rote-Ndao dan Sabu Raijua.
Buhay mengatakan, PKBM hendaknya bisa kreatif dalam mengembangkan berbagai kegiatan dan tidak hanya difokuskan pada keaksaraan fungsional saja (KF) tetapi bisa di bidang hukum, lingkungan hidup, agama, ekonomi masyarakat dan sebagainya.
Selama ini, katanya, masih banyak masyarakat yang berpikiran sempit dan memahami PKBM sebagai kegiatan dari pendidikan luar sekolah (PLS) dalam hal ini pendidikan non formal yang hanya dikaitkan dengan Paket A, B, C atau kegiataan KF lainnya ataupun anak putus sekolah.
Padahal, katanya, dari sejarah berdirinya, PKBM memiliki cakupan yang sangat luas dan mencakup seluruh masyarakat dan bukan hanya pendidikan non formal saja. Untuk itu, para pengurus dan pengelola PKBM hendaknya mampu mensosialisasikan lembaga ini agar lebih dikenal luas masyarakat.
Ia menjelaskan, pembentukan Forum PKBM ini sebagai salah satu upaya agar PKBM bisa terorganisir dengan baik. Propinsi NTT merupakan propinsi yang paling terakhir dalam pembentukan Forum PKBM di Indonesia, termasuk di semua propinsi yang baru terbentuk.
PKBM, katanya, bukan suatu lembaga pendidikan non formal yang main-main tetapi serius untuk membantu masyarakat menjadi lebih baik. Di Indonesia, sampai saat ini sudah sekitar 6000 PKBM yang terbentuk dan ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah desa yang ada di Indonesia sebanyak 70.000 desa.
Sekretaris Dinas PPO Propinsi NTT, Drs. Klemens Meba, mengatakan, pembentukan FPKBM bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 Propinsi NTT, sehingga diharapkan PKBM bisa bekerja sama dan bermitra dengan pemerintah daerah ini dalam membangun dan mengembangkan pendidikan di daerah ini. "Tim kerja dalam forum ini diharapkan terus bangun kerja sama dengan pemerintah untuk membangun pendidikan di daerah ini," katanya.(nia)
Sumber:
http://www.pos-kupang.com